Tuesday, July 23, 2013

Memahami Quran dengan Zekr

Bagi teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa, tidak ada salahnya memanfaatkan PC/laptop sebagai sarana mencari tambahan pahala di bulan penuh berkah ini. Daripada 'misuh-misuh'* karena koneksi Internet lelet buat buka facebook atau game online, silakan mencoba aplikasi Zekr, yang tentu saja lebih berfaedah.
Zekr adalah sebuah aplikasi pembaca Al Quran gratis dan opensource yang dilengkapi transliterasi (cara baca), audio, dan terjemahan dalam berbagai bahasa. Bagi teman-teman yang memakai OS Linux berbasis Debian (Ubuntu, Linux Mint, Blankon) aplikasi ini sudah tersedia di repositori masing-masing. Untuk pengguna Linux yang berbasis RPM (Fedora, Mageia, PCLinuxOS) dan Windows silakan download di http://zekr.org .
Secara default, aplikasi ini hanya dilengkapi text Quran dengan huruf Arab, transliterasi, dan terjemahan dalam Bahasa Inggris. Audio bisa didengarkan lewat on line streaming. Untuk bisa mendengarkannya secara offline (tanpa koneksi Internet), silakan download recitation-nya di zekr.org lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Recitation(*.recit,zip). Untuk terjemahannya bisa diunduh di situs web yang sama, lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Translation...
Gambar di atas adalah screenshot dari tampilan Zekr yang terinstal di Linux Mint, dilengkapi recitation dari Ahmad Al-Ajmy (128 kbps) dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Prancis, dan Spanyol.
Untuk saya pribadi, aplikasi ini bisa dijadikan sarana studi banding terjemahan Al Quran dalam berbagai bahasa. Ternyata terjemahan versi Bahasa Indonesia (tafsir Muhammad Quraish Shihab et al) lebih detail dan mudah dipahami karena disertai penjelasan-penjelasan penting yang tidak dijumpai di terjemahan dalam bahasa lainnya.

Monday, July 8, 2013

Jatuh Cinta: Sebuah Idiom

Idiom merupakan konstruksi atau gabungan kata tertentu yang maknanya berbeda dari makna tiap kata yang menyusunnya. Oleh karena itu, idiom tidak bisa dimaknai secara literal atau lugas. Kita tidak bisa menemukan maknanya dengan cara mencari arti tiap kata penyusunnya di kamus kemudian merangkainya satu per satu. Satu contoh idiom yang sudah sangat umum adalah kata “jatuh cinta”.
Setelah tanpa sengaja menabrak seorang cewek di lapangan basket sekolah dan berlanjut ke perkenalan, lalu saling tukar nomer HP hingga pada suatu sore kamu memberanikan diri mengajaknya makan malam dan dia pun mengangguk tanda setuju , tiba-tiba kamu berubah menjadi orang aneh. Kamu jadi sering melamun, tersenyum sendiri, susah tidur, dan punya hobi dadakan: menulis puisi. Orang bilang kamu sedang “jatuh cinta”. Padahal jika diperhatikan dengan seksama, selama kamu jalan dengan si “dia”, tak pernah sekalipun kamu “jatuh” dari tangga karena kehilangan keseimbangan ataupun jatuh dari lantai 3 karena pengaruh gravitasi. Secara psikologis, perasaan yang kamu nikmati dan perilaku yang kamu tunjukkan ke cewek tadi juga terlalu prematur untuk disebut sebagai “cinta”. Rencana dan ide berlebihan seperti ingin mengajaknya naik gunung berdua, membelikan kado ulang tahun spesial, atau menciumnya tepat jam 12 di malam pergantian tahun, bisa berbalik 180 derajat menjadi ide yang menjijikkan begitu kamu tahu ternyata dia sudah punya pacar atau faktanya dia memakai gigi palsu yang bau.
Secara kebetulan istilah jatuh cinta sebagai suatu idiom dipakai oleh banyak budaya dengan asosiasi dan struktur yang sama. Orang Inggris menyebutnya “falling in love”, sementara orang Prancis menyebutnya “tomber amoureux”. Kata kerja “to fall” dan “tomber” sama-sama berarti “jatuh” dalam Bahasa Indonesia. Demikian juga dengan kata “love”, “amour”, dan “cinta” yang mengikutinya. Ketiganya merujuk pada makna yang sama. Istilah “tergila-gila” untuk menggambarkan kondisi psikis orang yang sedang jatuh cinta juga dipakai dalam budaya barat. Orang Inggris biasa mengatakan “You drive me crazy” (Kau membuatku gila) seperti halnya orang Prancis mengatakan “Je suis fou de toi” (Aku tergila-gila padamu).
Makna sebuah idiom bisa jadi seperti sebuah paradoks. Makna denotasinya mungkin berlawanan dengan makna konotasinya. Misalnya, istilah “makan hati” yang mengandung arti negatif “menyakitkan perasaan”. Jika terlepas dari konteksnya, kata “makan hati” bisa dimaknai secara positif, seperti pendapat orang Indonesia yang menganggap bahwa makan hati itu lebih enak daripada makan garam. Sebenarnya kalau mau jujur, saat kita sedang jatuh cinta, rasanya tidak seperti sedang jatuh dari kursi atau sepeda. Rasanya lebih seperti melayang di udara, seperti anak burung yang belajar terbang atau seperti kita sedang naik gantole sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan di bawah kaki kita. Sebaliknya, kata “jatuh” lebih merepresentasikan kecemasan atau prospek cidera dan kehancuran seperti yang dirasakan seorang penerjun yang gagal mengembangkan parasutnya. Dalam bahasa Jawa ada istilah “mendem wedokan” (mabuk wanita) untuk menggambarkan perilaku orang yang sedang mengalami ketertarikan seksual laten terhadap lawan jenis. Meskipun terdengar hiperbolis, “mendem wedokan” memiliki asosiasi makna yang lebih bisa diterima. Kata “mendem” (mabuk) menggambarkan keadaan senang, riang, gembira, dan tanpa beban, yang secara tepat mewakili sensasi dari efek terinfeksi tusukan anak panah si Cupid.
Meskipun demikian, ada kesamaan ciri antara “jatuh” dan “mabuk”. Keduanya merupakan fase sementara, sensasi serasa melayang di udara sebelum akhirnya badan terhempas ke tanah dan meninggalkan memar di lutut dan siku, atau tersadar keesokan harinya dengan rasa pening yang amat sangat.
Berikut ini beberapa idiom lain dalam Bahasa Inggris yang masih ada hubungannya dengan jatuh cinta:
  • To pop the question = melamar, menanyakan “Will you marry me?” (Maukah kau menikah denganku?)
  • To be in cloud nine = merasa sangat bahagia / gembira.
  • To break up = putus hubungan
  • To take one's breath away = membuat seseorang terpesona (terpana)
  • To feel blue = merasa sedih dan depresi
  • To tie the knot = menikah
    Misal: Eva tied the knot with Matt 3 years ago. (Eva menikah dengan Matt 3 tahun yang lalu.)



Quoted Speech and Reported Speech

Contoh quoted speech:
She says “I study Maths everyday.”
I am still studying,” she said.
Kalimat atau kata-kata yang ada di antara tanda petik (“ ….”) di atas disebut QUOTED SPEECH atau disebut juga DIRECT SPEECH, yaitu kata-kata yang ditirukan sama persis dengan saat kata-kata itu diucapkan oleh si pembicara.
Jika quoted speech di atas kita ungkapkan dengan memakai noun clause (klausa sematan, yaitu anak kalimat setelah kata "that") maka kalimat tersebut dinamakan REPORTED SPEECH atau INDIRECT SPEECH. Contohnya seperti di bawah ini.
She says that she studies Math everyday.
She said that she was still studying.
Dalam Bahasa Inggris, anak kalimat yang digarisbawahi disebut noun clause. Sedangkan anak kalimat yang berada di depan ( She says & She said) disebut main clause (klausa utama).
She said that she was still studying.
Perlu diingat: Jika kata kerja (verb) pada klausa utama (main clause) berbentuk past tense seperti pada contoh di atas ("said" adalah bentuk past tense dari verb "say"), maka verb yang ada pada klausa sematan (noun clause) biasanya juga akan berbentuk past tense.
Perhatikan perubahan quoted speech menjadi reported speech di tabel berikut ini.
QUOTED SPEECH
REPORTED SPEECH
I watch TV.”
She said (that)* she watched TV.
I am watching TV.”
She said that she was watching TV.
I have watched TV.”
She said that she had watched TV.
I have been watching TV.”
She said that she had been watching TV.
I watched TV.”
She said that she had watched TV.
I had watched TV.”
She said that she had watched TV.
I had been watching TV”
She said that she had been watching TV.
I will watch TV.”
She said that she would watch TV.
I am going to watch TV.”
She said that she was going to watch TV.
I can watch TV.”
She said that she could watch TV.
I may watch TV.”
She said that she might watch TV.
I have to watch TV.”
She said that she had to watch TV.
* Kata penghubung "that" dalam reported speech boleh dihilangkan.
Jika quoted speech-nya dalam bentuk imperative (kalimat perintah) maka verb yang ada di noun clause berubah menjadi "to infinitive" (bentuk kata kerja asli). Jika quoted speech-nya dalam bentuk prohibition (kalimat larangan) maka verb yang ada di noun clause berubah menjadi "not to infinitive".
Biar lebih jelas, silakan lihat di tabel berikut.
QUOTED SPEECH
REPORTED SPEECH
Watch TV!”
She told me to watch TV.
Give me your book!”
She told me to give her my book.
Don't watch TV.”
She told me not to watch TV.
Don't give your book to Mary!”
She told me not to give my book to Mary.
Jika quoted speech-nya dalam bentuk yes/no question, maka reported speech-nya memakai kata penghubung "IF" atau "WHETHER", seperti tabel di bawah ini.
QUOTED SPEECH
REPORTED SPEECH
Do you watch TV?”
She asked me if I watched TV.
Are you watching TV?
She asked me if I was watching TV.
Have you watched TV.”
She asked me if I had watched TV.
Was she beautiful?”
She asked me if she had been beautiful*.
* Ingat! Kata "beautiful" di kalimat terakhir ini bukanlah verb, tapi adjective (kata sifat). Verb-nya adalah kata was itu sendiri. Jadi, was (simple past) berubah menjadi past perfect (had+verb3 -> had+been).
Disarikan dari bukunya Betty Schrampfer Azar, Understanding and Using English Grammar 3rd Edition. Penerbit: Pearson Education, New York.

Virtual Keyboard Aksara Jawa dengan PyGObject (Python3 + GTK3)

Aksara Jawa merupakan aksara Nusantara yang umum dipakai di pulau Jawa pada abad 15 hingga awal abad 20. Aksara Jawa sebenarnya dit...