Saturday, September 21, 2013

Cara Menambahkan Akun Facebook(XMPP) di aplikasi Pidgin

Bagi pengguna desktop Linux tentunya sudah tidak asing lagi dengan aplikasi chatting bernama Pidgin. Aplikasi ini bisa dipakai chatting dengan berbagai akun mulai AIM, Google Talk, Facebook, Yahoo, MSN, MySaceIM, dan yang lainnya.
Waktu pertama kali menambahkan akun Facebook, saya sempat mengalami kesulitan karena parameter yang saya masukkan ternyata salah. Akibatnya, Pidgin selalu menampilkan pesan bahwa akun tidak valid.Ternyata parameter yang saya masukkan di bagian Username dan Resource salah.
Username harusnya diisi dengan nama yang ada di bagian belakang address di timeline, bukan usernme yang biasanya dipakai untuk login ke Facebook. Misalkan address di timeline saya https://www.facebook.com/yobisardiyanto, maka isikan username dengan yobisardiyanto.
Pada bagian Domain, isikan chat.facebook.com
Pada bagian Resource, isikan Pidgin
Pada bagian Password, isikan password yang dipakai untuk login ke Facebook.
Pada bagian Alias, isikan nama yang ingin dipakai sewaktu chatting.
Setelah itu, tekan SAVE lalu aktifkan akunnya dengan memberi tanda checklist.

Semoga info singkat ini bermanfaat. Salam Open Source!
 

Wednesday, September 18, 2013

Prawan Kalimantan: English Translation



Prawan Kalimantan  /  Girl from Borneo

Rino wengi tansah kelingan / Always thinking of you night and day
Prawan ayu Kalimantan  / A beautiful girl from Borneo
Bantal guling tak sayang-sayang  /  I kiss my bolster and pillow
nganti koyo wong kedanan  /  like I were crazy

cempedhak mas dudu nongko /  Cempedhak is not a jack-fruit
mbiyen cedhak ra wani kondho  / You dared not say it when we were so close
ning opo sliramu lungo /  Why did you have to go
ninggal mulih 'ra kondho-kondho /  leaving me without word

Saben dino aku ngalamun  /  I think of you every single day
tekan ngomah atiku bingung /  I missed you once I got home
jane tresno ra wani nembung /  I love you but I dare not say it
rasane koyo wong linglung  / feels like being absent-minded

wangi-wangi banyune sabun /  the sweet odor of soapy water
tak rewangi adus kungkum  / I'm soaking in a bathtab
tresnaku ra bakal alum  / My love will never die
tak enteni yen mase purun  / I'll be waiting if you want me too

Aduh...... Pake make aduh /  Oh Mom and Dad …
Hatiku rindu kangen tenanan /  I miss him so bad
Kangmasku pulang, kangmasku mulih  /  My love had gone
ning tanah sebrang /   across the sea

Beninge banyu Kalimantan / The clear water of Borneo
mbiyen sing tak umbe sayang  / which I used to drink
Ngelingake naliko mbiyen kenalan  /  reminds me of the time we first met


Salah satu kesulitan yang saya jumpai dalam menerjemahkan lirik lagu berbahasa Jawa adalah adanya bait yang bentuknya seperti pantun. Pantun adalah bentuk sajak yang terdiri dari empat baris, terdiri dari dua baris pertama yang disebut sampiran dan dua baris berikutnya yang disebut isi. Sajaknya berima a-b-a-b. Yang spesial dari pantun ini adalah makna dari kata-kata yang ada di bagian sampiran sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata-kata yang terdapat di bagian isi. Sampiran diciptakan hanya untuk alasan estetika bunyi, yaitu membentuk akhiran bunyi (rima) yang sama dengan bagian isi.
Dalam lirik lagu berbahasa Jawa sering dijumpai juga bentuk pantun 'kilat' yang hanya terdiri dari satu baris sampiran dan satu baris isi. Contohnya seperti yang ada pada bait kedua lirik lagu Mas Didi Kempot di atas. Kata-kata “cempedhak mas, dudu nongko” hanya berfungsi sebagai sampiran. Esensi dari sampiran ini bukanlah makna kata-katanya, melainkan bunyi akhiran -o pada kata “nongko” yang nantinya akan selaras dengan bunyi akhiran -o pada kata “kondho” di baris berikutnya. Sekali lagi, nama buah-buahan di bagian sampiran ini tidak ada hubungan sedikitpun dengan makna kata-kata “mbiyen cedhak ra wani kondho” pada bait selanjutnya. Penulis lirik sah-sah saja menggantinya dengan “Cempedhak mas, dudu semongko” tanpa kehilangan estetika persamaan bunyi akhir yang dihasilkan.
Contoh pantun yang terdiri dari 2 baris sampiran dan 2 baris isi bisa dilihat pada bait ke-4. Dua baris pertama hanya berfungsi sebagai sampiran, bukan isi perasaan atau cerita yang ingin disampaikan si penulis. Jadi si penulis tidak benar-benar “adus kungkum” pakai “banyu sabun” setelah ditinggal si perawan Kalimantan. Kata “sabun” dan “kungkum” dihadirkan hanya untuk membentuk rima un/um dengan kata “alum” dan “purun” pada dua baris berikutnya.
Saat harus menerjemahkan bait di atas ke dalam bahasa lain yang tidak mengenal sampiran dan isi, saya menghadapi dilema: apakah harus mempertahankan isi dari kata-kata dalam sampiran atau menggantinya dengan kata lain demi mendapatkan efek bunyi akhir yang sama? Sebuah pilihan yang sulit. Tetapi, saya kira, itulah tugas seorang penerjemah yang sesungguhnya, bisa menyampaikan ulang pesan sesuai dengan aslinya tanpa merusak tatanan dan estetika. Dan dalam terjemahan ini saya belum berhasil melakukannya.





Perdoname : Sebuah Terjemahan

Saatnya belajar bahasa Spanyol. Kali ini saya mencoba menerjemahkan lirik lagu
Perdóname dari AMARAL, sebuah band rock asal Zaragoza. Band ini terdiri dari
2 personil, Eva Amaral (vokalis) dan Juan Aguirre (gitaris). Lagu ini bisa dijumpai
di album Gato Negro, Dragon Rojo (Kucing Hitam, Naga Merah) yang dirilis tahun 2011.
Ada beberapa catatan yang perlu saya tambahkan di sini.
Dalam bahasa Spanyol ada tiga ungkapan yang bisa dipakai untuk meminta maaf.
Yang pertama, kita bisa bilang “Lo siento” yang artinya sama dengan “Sorry” dalam
Bahasa Inggris. Yang kedua kita bisa mengatakan “Discúlpame” yang artinya seperti
“I apologize”. Yang ketiga adalah “Perdóname” atau sama artinya dengan “Forgive me”.
Sementara dalam Bahasa Indonesia, kata “maaf” bisa mewakili makna ketiga-tiganya.
Di baris ketiga ada kata “las puertas que crucé” yang saya terjemahkan menjadi
“pintu-pintu yang tertutup”. Arti dari “crucé” sebenarnya adalah “dipalangi” atau
“(pintunya) ditutup dengan palang”.
Arti literal dari “la mitad” pada baris ke-9 adalah “separuh”. Karena alasan keluwesan,
“fueron la mitad” saya terjemahkan menjadi “bukan sepenuhnya”.
Makna literal dari “buitres” (baris 11) sebenarnya bukan burung “gagak”, melainkan
burung pemakan bangkai berkepala botak yang dalam Bahasa Inggris disebut “Vulture”.
Karena saya tidak menemukan padanan katanya dalam Bahasa Indonesia, saya
menggantinya dengan gagak yang sama-sama suka makan bangkai.
Terjemahan kata-per-kata untuk 2 baris terakhir sebenarnya adalah “kau terlalu baik
untuk mereka”. Saya menggantinya dengan “Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka”
karena kata “mangsa” lebih memperjelas referen dari kata “mereka” dan menguatkan
kesan “kebinatangan” dari burung-burung pemakan bangkai yang memang diciptakan
oleh si penulis lirik.
Terjemahan ini memang masih jauh dari sempurna. Silakan dikoreksi.

 
 Perdóname
 Maafkan Aku

Perdóname por todos mis errores
Maafkan atas semua kesalahanku
por mis mil contradicciones
atas ribuan keinginanku yang bertentangan
por las puertas que crucé
atas pintu-pintu yang ku tutup
Discúlpame, por quererte igual que antes
Maafkan atas caraku mencintaimu dahulu
y por no poder callarme ni siquiera hoy lo haré
yang tak bisa diam bahkan sampai hari ini

Hay, demasiados corazones sin consuelo
Ada begitu banyak hati yang tak terhibur
es demasiado frío éste momento
begitu dinginnya saat ini 
cuando siento que te pierdo
Saat ku sadar ku telah kehilangan kamu

Entiéndeme, por todas mis locuras fueron la mitad
Cobalah mengerti aku, bahwa semua kegilaan ini bukan sepenuhnya salahku 
más una de las que te he visto hacer
Ku tahu kau juga melakukannya
Discúlpame, si te duele lo que veo demasiados buitres negros
Maaf jika yang ku lihat akan menyakitimu, begitu banyak gagak hitam
tú eres demasiado bueno para ellos
Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka.
tú eres demasiado bueno para ellos
Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka.

Virtual Keyboard Aksara Jawa dengan PyGObject (Python3 + GTK3)

Aksara Jawa merupakan aksara Nusantara yang umum dipakai di pulau Jawa pada abad 15 hingga awal abad 20. Aksara Jawa sebenarnya dit...