Monday, July 8, 2013

Jatuh Cinta: Sebuah Idiom

Idiom merupakan konstruksi atau gabungan kata tertentu yang maknanya berbeda dari makna tiap kata yang menyusunnya. Oleh karena itu, idiom tidak bisa dimaknai secara literal atau lugas. Kita tidak bisa menemukan maknanya dengan cara mencari arti tiap kata penyusunnya di kamus kemudian merangkainya satu per satu. Satu contoh idiom yang sudah sangat umum adalah kata “jatuh cinta”.
Setelah tanpa sengaja menabrak seorang cewek di lapangan basket sekolah dan berlanjut ke perkenalan, lalu saling tukar nomer HP hingga pada suatu sore kamu memberanikan diri mengajaknya makan malam dan dia pun mengangguk tanda setuju , tiba-tiba kamu berubah menjadi orang aneh. Kamu jadi sering melamun, tersenyum sendiri, susah tidur, dan punya hobi dadakan: menulis puisi. Orang bilang kamu sedang “jatuh cinta”. Padahal jika diperhatikan dengan seksama, selama kamu jalan dengan si “dia”, tak pernah sekalipun kamu “jatuh” dari tangga karena kehilangan keseimbangan ataupun jatuh dari lantai 3 karena pengaruh gravitasi. Secara psikologis, perasaan yang kamu nikmati dan perilaku yang kamu tunjukkan ke cewek tadi juga terlalu prematur untuk disebut sebagai “cinta”. Rencana dan ide berlebihan seperti ingin mengajaknya naik gunung berdua, membelikan kado ulang tahun spesial, atau menciumnya tepat jam 12 di malam pergantian tahun, bisa berbalik 180 derajat menjadi ide yang menjijikkan begitu kamu tahu ternyata dia sudah punya pacar atau faktanya dia memakai gigi palsu yang bau.
Secara kebetulan istilah jatuh cinta sebagai suatu idiom dipakai oleh banyak budaya dengan asosiasi dan struktur yang sama. Orang Inggris menyebutnya “falling in love”, sementara orang Prancis menyebutnya “tomber amoureux”. Kata kerja “to fall” dan “tomber” sama-sama berarti “jatuh” dalam Bahasa Indonesia. Demikian juga dengan kata “love”, “amour”, dan “cinta” yang mengikutinya. Ketiganya merujuk pada makna yang sama. Istilah “tergila-gila” untuk menggambarkan kondisi psikis orang yang sedang jatuh cinta juga dipakai dalam budaya barat. Orang Inggris biasa mengatakan “You drive me crazy” (Kau membuatku gila) seperti halnya orang Prancis mengatakan “Je suis fou de toi” (Aku tergila-gila padamu).
Makna sebuah idiom bisa jadi seperti sebuah paradoks. Makna denotasinya mungkin berlawanan dengan makna konotasinya. Misalnya, istilah “makan hati” yang mengandung arti negatif “menyakitkan perasaan”. Jika terlepas dari konteksnya, kata “makan hati” bisa dimaknai secara positif, seperti pendapat orang Indonesia yang menganggap bahwa makan hati itu lebih enak daripada makan garam. Sebenarnya kalau mau jujur, saat kita sedang jatuh cinta, rasanya tidak seperti sedang jatuh dari kursi atau sepeda. Rasanya lebih seperti melayang di udara, seperti anak burung yang belajar terbang atau seperti kita sedang naik gantole sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan di bawah kaki kita. Sebaliknya, kata “jatuh” lebih merepresentasikan kecemasan atau prospek cidera dan kehancuran seperti yang dirasakan seorang penerjun yang gagal mengembangkan parasutnya. Dalam bahasa Jawa ada istilah “mendem wedokan” (mabuk wanita) untuk menggambarkan perilaku orang yang sedang mengalami ketertarikan seksual laten terhadap lawan jenis. Meskipun terdengar hiperbolis, “mendem wedokan” memiliki asosiasi makna yang lebih bisa diterima. Kata “mendem” (mabuk) menggambarkan keadaan senang, riang, gembira, dan tanpa beban, yang secara tepat mewakili sensasi dari efek terinfeksi tusukan anak panah si Cupid.
Meskipun demikian, ada kesamaan ciri antara “jatuh” dan “mabuk”. Keduanya merupakan fase sementara, sensasi serasa melayang di udara sebelum akhirnya badan terhempas ke tanah dan meninggalkan memar di lutut dan siku, atau tersadar keesokan harinya dengan rasa pening yang amat sangat.
Berikut ini beberapa idiom lain dalam Bahasa Inggris yang masih ada hubungannya dengan jatuh cinta:
  • To pop the question = melamar, menanyakan “Will you marry me?” (Maukah kau menikah denganku?)
  • To be in cloud nine = merasa sangat bahagia / gembira.
  • To break up = putus hubungan
  • To take one's breath away = membuat seseorang terpesona (terpana)
  • To feel blue = merasa sedih dan depresi
  • To tie the knot = menikah
    Misal: Eva tied the knot with Matt 3 years ago. (Eva menikah dengan Matt 3 tahun yang lalu.)



No comments:

Post a Comment

Virtual Keyboard Aksara Jawa dengan PyGObject (Python3 + GTK3)

Aksara Jawa merupakan aksara Nusantara yang umum dipakai di pulau Jawa pada abad 15 hingga awal abad 20. Aksara Jawa sebenarnya dit...