Bagi pengguna desktop Linux tentunya sudah tidak asing lagi dengan aplikasi chatting bernama Pidgin. Aplikasi ini bisa dipakai chatting dengan berbagai akun mulai AIM, Google Talk, Facebook, Yahoo, MSN, MySaceIM, dan yang lainnya.
Waktu pertama kali menambahkan akun Facebook, saya sempat mengalami kesulitan karena parameter yang saya masukkan ternyata salah. Akibatnya, Pidgin selalu menampilkan pesan bahwa akun tidak valid.Ternyata parameter yang saya masukkan di bagian Username dan Resource salah.
Username harusnya diisi dengan nama yang ada di bagian belakang address di timeline, bukan usernme yang biasanya dipakai untuk login ke Facebook. Misalkan address di timeline saya https://www.facebook.com/yobisardiyanto, maka isikan username dengan yobisardiyanto.
Pada bagian Domain, isikan chat.facebook.com
Pada bagian Resource, isikan Pidgin
Pada bagian Password, isikan password yang dipakai untuk login ke Facebook.
Pada bagian Alias, isikan nama yang ingin dipakai sewaktu chatting.
Setelah itu, tekan SAVE lalu aktifkan akunnya dengan memberi tanda checklist.
Semoga info singkat ini bermanfaat. Salam Open Source!
Tempat menuangkan segala pengalaman, keluh-kesah, ide, dan aspirasi seputar tiga dunia yang terlalu dipaksakan untuk dipersatukan: Sastra, Linguistik, dan Teknologi Informasi.
Saturday, September 21, 2013
Wednesday, September 18, 2013
Prawan Kalimantan: English Translation
Prawan Kalimantan
/ Girl from Borneo
Rino wengi tansah
kelingan / Always thinking of you night and day
Prawan ayu Kalimantan / A
beautiful girl from Borneo
Bantal guling tak
sayang-sayang / I kiss my bolster and pillow
nganti koyo wong
kedanan / like I were crazy
cempedhak mas dudu
nongko / Cempedhak is not a jack-fruit
mbiyen cedhak ra wani
kondho / You dared not say it when we were so close
ning opo sliramu
lungo / Why did you have to go
ninggal mulih 'ra
kondho-kondho / leaving me without word
Saben dino aku
ngalamun / I think of you every single day
tekan ngomah atiku
bingung / I missed you once I got home
jane tresno ra wani
nembung / I love you but I dare not say it
rasane koyo wong
linglung / feels like being absent-minded
wangi-wangi banyune
sabun / the sweet odor of soapy water
tak rewangi adus
kungkum / I'm soaking in a bathtab
tresnaku ra bakal
alum / My love will never die
tak enteni yen mase
purun / I'll be waiting if you want me too
Aduh...... Pake make
aduh / Oh Mom and Dad …
Hatiku rindu kangen
tenanan / I miss him so bad
Kangmasku pulang,
kangmasku mulih / My love had gone
ning tanah
sebrang / across the sea
Beninge banyu
Kalimantan / The clear water of Borneo
mbiyen sing tak umbe
sayang / which I used to drink
Ngelingake naliko mbiyen
kenalan / reminds me of the time we first met
Salah satu kesulitan yang
saya jumpai dalam menerjemahkan lirik lagu berbahasa Jawa adalah
adanya bait yang bentuknya seperti pantun. Pantun adalah bentuk sajak
yang terdiri dari empat baris, terdiri dari dua baris pertama yang
disebut sampiran dan dua baris berikutnya yang disebut isi. Sajaknya
berima a-b-a-b. Yang spesial dari pantun ini adalah makna dari
kata-kata yang ada di bagian sampiran sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kata-kata yang terdapat di bagian isi. Sampiran
diciptakan hanya untuk alasan estetika bunyi, yaitu membentuk akhiran
bunyi (rima) yang sama dengan bagian isi.
Dalam lirik lagu berbahasa
Jawa sering dijumpai juga bentuk pantun 'kilat' yang hanya terdiri
dari satu baris sampiran dan satu baris isi. Contohnya seperti yang
ada pada bait kedua lirik lagu Mas Didi Kempot di atas. Kata-kata
“cempedhak mas, dudu nongko” hanya berfungsi sebagai sampiran.
Esensi dari sampiran ini bukanlah makna kata-katanya, melainkan bunyi
akhiran -o pada kata “nongko” yang nantinya akan selaras dengan
bunyi akhiran -o pada kata “kondho” di baris berikutnya. Sekali
lagi, nama buah-buahan di bagian sampiran ini tidak ada hubungan
sedikitpun dengan makna kata-kata “mbiyen cedhak ra wani kondho”
pada bait selanjutnya. Penulis lirik sah-sah saja menggantinya dengan
“Cempedhak mas, dudu semongko” tanpa kehilangan estetika
persamaan bunyi akhir yang dihasilkan.
Contoh pantun yang terdiri
dari 2 baris sampiran dan 2 baris isi bisa dilihat pada bait ke-4.
Dua baris pertama hanya berfungsi sebagai sampiran, bukan isi
perasaan atau cerita yang ingin disampaikan si penulis. Jadi si
penulis tidak benar-benar “adus kungkum” pakai “banyu sabun”
setelah ditinggal si perawan Kalimantan. Kata “sabun” dan
“kungkum” dihadirkan hanya untuk membentuk rima un/um dengan kata
“alum” dan “purun” pada dua baris berikutnya.
Saat harus menerjemahkan
bait di atas ke dalam bahasa lain yang tidak mengenal sampiran dan
isi, saya menghadapi dilema: apakah harus mempertahankan isi dari
kata-kata dalam sampiran atau menggantinya dengan kata lain demi
mendapatkan efek bunyi akhir yang sama? Sebuah pilihan yang sulit.
Tetapi, saya kira, itulah tugas seorang penerjemah yang sesungguhnya,
bisa menyampaikan ulang pesan sesuai dengan aslinya tanpa merusak
tatanan dan estetika. Dan dalam terjemahan ini saya belum berhasil
melakukannya.
Perdoname : Sebuah Terjemahan
Saatnya belajar bahasa Spanyol. Kali
ini saya mencoba menerjemahkan lirik lagu
Perdóname dari AMARAL, sebuah band
rock asal Zaragoza. Band ini terdiri dari
2 personil, Eva Amaral (vokalis) dan
Juan Aguirre (gitaris). Lagu ini bisa dijumpai
di album Gato Negro, Dragon Rojo
(Kucing Hitam, Naga Merah) yang dirilis tahun 2011.
Ada beberapa catatan yang perlu saya
tambahkan di sini.
Dalam bahasa Spanyol ada tiga ungkapan
yang bisa dipakai untuk meminta maaf.
Yang pertama, kita bisa bilang “Lo
siento” yang artinya sama dengan “Sorry” dalam
Bahasa Inggris. Yang kedua kita bisa
mengatakan “Discúlpame” yang artinya seperti
“I apologize”. Yang ketiga adalah
“Perdóname” atau sama artinya dengan “Forgive me”.
Sementara dalam Bahasa Indonesia, kata
“maaf” bisa mewakili makna ketiga-tiganya.
Di baris ketiga ada kata “las puertas
que crucé” yang saya terjemahkan menjadi
“pintu-pintu yang tertutup”. Arti
dari “crucé” sebenarnya adalah “dipalangi” atau
“(pintunya) ditutup dengan palang”.
Arti literal dari “la mitad” pada
baris ke-9 adalah “separuh”. Karena alasan keluwesan,
“fueron la mitad” saya terjemahkan
menjadi “bukan sepenuhnya”.
Makna literal dari “buitres” (baris
11) sebenarnya bukan burung “gagak”, melainkan
burung pemakan bangkai berkepala botak
yang dalam Bahasa Inggris disebut “Vulture”.
Karena saya tidak menemukan padanan
katanya dalam Bahasa Indonesia, saya
menggantinya dengan gagak yang
sama-sama suka makan bangkai.
Terjemahan kata-per-kata untuk 2 baris
terakhir sebenarnya adalah “kau terlalu baik
untuk mereka”. Saya menggantinya
dengan “Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka”
karena kata “mangsa” lebih
memperjelas referen dari kata “mereka” dan menguatkan
kesan “kebinatangan” dari
burung-burung pemakan bangkai yang memang diciptakan
oleh si penulis lirik.
Terjemahan ini memang masih jauh dari
sempurna. Silakan dikoreksi.
Perdóname
Maafkan Aku
Perdóname por todos mis errores
Maafkan atas semua kesalahanku
por mis mil contradicciones
atas ribuan keinginanku yang bertentangan
por las puertas que crucé
atas pintu-pintu yang ku tutup
Discúlpame, por quererte igual que antes
Maafkan atas caraku mencintaimu dahulu
y por no poder callarme ni siquiera hoy lo haré
yang tak bisa diam bahkan sampai hari ini
Hay, demasiados corazones sin consuelo
Ada begitu banyak hati yang tak terhibur
es demasiado frío éste momento
begitu dinginnya saat ini
cuando siento que te pierdo
Saat ku sadar ku telah kehilangan kamu
Entiéndeme, por todas mis locuras fueron la mitad
Cobalah mengerti aku, bahwa semua kegilaan ini bukan sepenuhnya salahku
más una de las que te he visto hacer
Ku tahu kau juga melakukannya
Discúlpame, si te duele lo que veo demasiados buitres negros
Maaf jika yang ku lihat akan menyakitimu, begitu banyak gagak hitam
tú eres demasiado bueno para ellos
Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka.
tú eres demasiado bueno para ellos
Kau sungguh tak pantas jadi mangsa mereka.
Tuesday, July 23, 2013
Memahami Quran dengan Zekr
Bagi teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa, tidak ada salahnya memanfaatkan PC/laptop sebagai sarana mencari tambahan pahala di bulan penuh berkah ini. Daripada 'misuh-misuh'* karena koneksi Internet lelet buat buka facebook atau game online, silakan mencoba aplikasi Zekr, yang tentu saja lebih berfaedah.
Zekr adalah sebuah aplikasi pembaca Al Quran gratis dan opensource yang dilengkapi transliterasi (cara baca), audio, dan terjemahan dalam berbagai bahasa. Bagi teman-teman yang memakai OS Linux berbasis Debian (Ubuntu, Linux Mint, Blankon) aplikasi ini sudah tersedia di repositori masing-masing. Untuk pengguna Linux yang berbasis RPM (Fedora, Mageia, PCLinuxOS) dan Windows silakan download di http://zekr.org .
Secara default, aplikasi ini hanya dilengkapi text Quran dengan huruf Arab, transliterasi, dan terjemahan dalam Bahasa Inggris. Audio bisa didengarkan lewat on line streaming. Untuk bisa mendengarkannya secara offline (tanpa koneksi Internet), silakan download recitation-nya di zekr.org lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Recitation(*.recit,zip). Untuk terjemahannya bisa diunduh di situs web yang sama, lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Translation...
Gambar di atas adalah screenshot dari tampilan Zekr yang terinstal di Linux Mint, dilengkapi recitation dari Ahmad Al-Ajmy (128 kbps) dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Prancis, dan Spanyol.
Untuk saya pribadi, aplikasi ini bisa dijadikan sarana studi banding terjemahan Al Quran dalam berbagai bahasa. Ternyata terjemahan versi Bahasa Indonesia (tafsir Muhammad Quraish Shihab et al) lebih detail dan mudah dipahami karena disertai penjelasan-penjelasan penting yang tidak dijumpai di terjemahan dalam bahasa lainnya.
Zekr adalah sebuah aplikasi pembaca Al Quran gratis dan opensource yang dilengkapi transliterasi (cara baca), audio, dan terjemahan dalam berbagai bahasa. Bagi teman-teman yang memakai OS Linux berbasis Debian (Ubuntu, Linux Mint, Blankon) aplikasi ini sudah tersedia di repositori masing-masing. Untuk pengguna Linux yang berbasis RPM (Fedora, Mageia, PCLinuxOS) dan Windows silakan download di http://zekr.org .
Secara default, aplikasi ini hanya dilengkapi text Quran dengan huruf Arab, transliterasi, dan terjemahan dalam Bahasa Inggris. Audio bisa didengarkan lewat on line streaming. Untuk bisa mendengarkannya secara offline (tanpa koneksi Internet), silakan download recitation-nya di zekr.org lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Recitation(*.recit,zip). Untuk terjemahannya bisa diunduh di situs web yang sama, lalu tambahkan lewat menu Tools>Add>Translation...
Gambar di atas adalah screenshot dari tampilan Zekr yang terinstal di Linux Mint, dilengkapi recitation dari Ahmad Al-Ajmy (128 kbps) dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Prancis, dan Spanyol.
Untuk saya pribadi, aplikasi ini bisa dijadikan sarana studi banding terjemahan Al Quran dalam berbagai bahasa. Ternyata terjemahan versi Bahasa Indonesia (tafsir Muhammad Quraish Shihab et al) lebih detail dan mudah dipahami karena disertai penjelasan-penjelasan penting yang tidak dijumpai di terjemahan dalam bahasa lainnya.
Monday, July 8, 2013
Jatuh Cinta: Sebuah Idiom
Idiom merupakan
konstruksi atau gabungan kata tertentu yang maknanya berbeda dari
makna tiap kata yang menyusunnya. Oleh karena itu, idiom tidak bisa
dimaknai secara literal atau lugas. Kita tidak bisa menemukan
maknanya dengan cara mencari arti tiap kata penyusunnya di kamus
kemudian merangkainya satu per satu. Satu contoh idiom yang sudah
sangat umum adalah kata “jatuh cinta”.
Setelah tanpa sengaja
menabrak seorang cewek di lapangan basket sekolah dan berlanjut ke
perkenalan, lalu saling tukar nomer HP hingga pada suatu sore kamu
memberanikan diri mengajaknya makan malam dan dia pun mengangguk
tanda setuju , tiba-tiba kamu berubah menjadi orang aneh. Kamu jadi
sering melamun, tersenyum sendiri, susah tidur, dan punya hobi
dadakan: menulis puisi. Orang bilang kamu sedang “jatuh cinta”.
Padahal jika diperhatikan dengan seksama, selama kamu jalan dengan si
“dia”, tak pernah sekalipun kamu “jatuh” dari tangga karena
kehilangan keseimbangan ataupun jatuh dari lantai 3 karena pengaruh
gravitasi. Secara psikologis, perasaan yang kamu nikmati dan perilaku
yang kamu tunjukkan ke cewek tadi juga terlalu prematur untuk disebut
sebagai “cinta”. Rencana dan ide berlebihan seperti ingin
mengajaknya naik gunung berdua, membelikan kado ulang tahun spesial,
atau menciumnya tepat jam 12 di malam pergantian tahun, bisa berbalik
180 derajat menjadi ide yang menjijikkan begitu kamu tahu ternyata
dia sudah punya pacar atau faktanya dia memakai gigi palsu yang bau.
Secara kebetulan istilah
jatuh cinta sebagai suatu idiom dipakai oleh banyak budaya dengan
asosiasi dan struktur yang sama. Orang Inggris menyebutnya “falling
in love”, sementara orang Prancis menyebutnya “tomber amoureux”.
Kata kerja “to fall” dan “tomber” sama-sama berarti “jatuh”
dalam Bahasa Indonesia. Demikian juga dengan kata “love”,
“amour”, dan “cinta” yang mengikutinya. Ketiganya merujuk
pada makna yang sama. Istilah “tergila-gila” untuk menggambarkan
kondisi psikis orang yang sedang jatuh cinta juga dipakai dalam
budaya barat. Orang Inggris biasa mengatakan “You drive me crazy”
(Kau membuatku gila) seperti halnya orang Prancis mengatakan “Je
suis fou de toi” (Aku tergila-gila padamu).
Makna sebuah idiom bisa
jadi seperti sebuah paradoks. Makna denotasinya mungkin berlawanan
dengan makna konotasinya. Misalnya, istilah “makan hati” yang
mengandung arti negatif “menyakitkan perasaan”. Jika terlepas
dari konteksnya, kata “makan hati” bisa dimaknai secara positif,
seperti pendapat orang Indonesia yang menganggap bahwa makan hati itu
lebih enak daripada makan garam. Sebenarnya kalau mau jujur, saat
kita sedang jatuh cinta, rasanya tidak seperti sedang jatuh dari
kursi atau sepeda. Rasanya lebih seperti melayang di udara, seperti
anak burung yang belajar terbang atau seperti kita sedang naik
gantole sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan di bawah kaki
kita. Sebaliknya, kata “jatuh” lebih merepresentasikan kecemasan
atau prospek cidera dan kehancuran seperti yang dirasakan seorang
penerjun yang gagal mengembangkan parasutnya. Dalam bahasa Jawa ada
istilah “mendem wedokan” (mabuk wanita) untuk menggambarkan
perilaku orang yang sedang mengalami ketertarikan seksual laten
terhadap lawan jenis. Meskipun terdengar hiperbolis, “mendem
wedokan” memiliki asosiasi makna yang lebih bisa diterima. Kata
“mendem” (mabuk) menggambarkan keadaan senang, riang, gembira,
dan tanpa beban, yang secara tepat mewakili sensasi dari efek
terinfeksi tusukan anak panah si Cupid.
Meskipun demikian, ada
kesamaan ciri antara “jatuh” dan “mabuk”. Keduanya merupakan
fase sementara, sensasi serasa melayang di udara sebelum akhirnya
badan terhempas ke tanah dan meninggalkan memar di lutut dan siku,
atau tersadar keesokan harinya dengan rasa pening yang amat sangat.
Berikut ini beberapa idiom lain dalam Bahasa Inggris yang masih
ada hubungannya dengan jatuh cinta:
- To pop the question = melamar, menanyakan “Will you
marry me?” (Maukah kau menikah denganku?)
- To be in cloud nine = merasa sangat bahagia / gembira.
- To break up = putus hubungan
- To take one's breath away = membuat seseorang
terpesona (terpana)
- To feel blue = merasa sedih dan depresi
- To tie the knot = menikah
Misal: Eva tied the knot with Matt 3 years ago. (Eva menikah dengan Matt 3 tahun yang lalu.)
Quoted Speech and Reported Speech
Contoh
quoted speech:
She
says “I study Maths everyday.”
“I
am still studying,”
she said.
Kalimat
atau kata-kata yang ada di antara tanda petik (“ ….”) di atas
disebut QUOTED SPEECH atau disebut juga DIRECT SPEECH, yaitu
kata-kata yang ditirukan sama persis dengan saat kata-kata itu
diucapkan oleh si pembicara.
Jika
quoted speech di atas kita ungkapkan dengan memakai noun
clause (klausa
sematan, yaitu anak kalimat setelah kata "that") maka
kalimat tersebut dinamakan REPORTED SPEECH atau INDIRECT SPEECH.
Contohnya seperti di bawah ini.
She
says that she studies Math everyday.
She
said that she was still studying.
Dalam
Bahasa Inggris, anak kalimat yang digarisbawahi disebut noun
clause. Sedangkan
anak kalimat yang berada di depan ( She says & She said) disebut
main clause (klausa utama).
She
said
that
she
was
still
studying.
Perlu
diingat: Jika kata kerja (verb) pada klausa utama (main clause)
berbentuk past tense seperti pada contoh di atas ("said"
adalah bentuk past tense dari verb "say"), maka verb yang
ada pada klausa sematan (noun clause) biasanya juga akan berbentuk
past tense.
Perhatikan
perubahan quoted speech menjadi reported speech di
tabel berikut ini.
QUOTED
SPEECH
|
REPORTED
SPEECH
|
“I
watch
TV.” |
She
said (that)* she watched TV. |
“I
am
watching TV.” |
She
said that she was watching TV. |
“I
have
watched TV.” |
She
said that she had watched TV. |
“I
have
been watching TV.” |
She
said that she had been watching TV. |
“I
watched
TV.” |
She
said that she had watched TV. |
“I
had
watched
TV.” |
She
said that she had watched
TV. |
“I
had
been watching TV” |
She
said that she had been watching TV. |
“I
will
watch TV.” |
She
said that she would watch TV. |
“I
am
going to watch TV.” |
She
said that she was going to watch TV. |
“I
can
watch TV.” |
She
said that she could watch TV. |
“I
may watch TV.” |
She
said that she might watch TV. |
“I
have
to watch TV.” |
She
said that she had to watch TV. |
*
Kata penghubung "that" dalam reported
speech boleh dihilangkan.
Jika
quoted speech-nya dalam bentuk imperative (kalimat
perintah) maka verb yang ada di noun clause berubah
menjadi "to infinitive" (bentuk kata kerja asli). Jika
quoted speech-nya dalam bentuk prohibition (kalimat
larangan) maka verb yang ada di noun clause berubah
menjadi "not to infinitive".
Biar
lebih jelas, silakan lihat di tabel berikut.
QUOTED
SPEECH
|
REPORTED
SPEECH
|
“Watch
TV!” |
She
told me to watch TV. |
“Give
me your book!” |
She
told me to give her my book. |
“Don't
watch
TV.” |
She
told me not to watch TV. |
“Don't
give
your book to Mary!” |
She
told me not to give my book to Mary. |
Jika
quoted
speech-nya
dalam bentuk yes/no
question,
maka reported
speech-nya
memakai kata penghubung "IF" atau "WHETHER",
seperti tabel di bawah ini.
QUOTED
SPEECH
|
REPORTED
SPEECH
|
“Do
you watch
TV?” |
She
asked me if I
watched TV. |
“Are
you
watching
TV?” |
She
asked me if I was
watching TV. |
“Have
you
watched
TV.” |
She
asked me if I had
watched TV. |
“Was
she
beautiful?” |
She
asked me if she had been beautiful*. |
*
Ingat! Kata "beautiful"
di kalimat terakhir ini bukanlah verb, tapi adjective (kata sifat).
Verb-nya adalah kata was itu sendiri. Jadi, was (simple
past) berubah menjadi past perfect (had+verb3 -> had+been).
Disarikan dari bukunya
Betty Schrampfer Azar, Understanding and Using English Grammar 3rd
Edition. Penerbit: Pearson Education, New York.
Sunday, May 19, 2013
Belajar Kosakata Baru dari Linux
Berawal
dari keterbatasan spesifikasi Netbook pertama saya yang hanya
dibekali prosesor singlecore 900 Mhz, RAM 1 Gb, dan SSD 8 Gb,
akhirnya saya kenal dan bisa bersentuhan langsung dengan yang namanya
Linux. Setelah bosan dengan tampilan OS bawaannya, Linux Xandros,
saya mulai mencari-cari OS pengganti yang lebih enteng dan bisa
diutak-atik. Dengan spesifikasi seperti yang saya sebut tadi, Windows
7 jelas tidak mungkin bisa diinstall, sementara Windows XP juga
berjalan klemak-klemek. Akhirnya
saya coba menginstall Ubuntu 9.04 (Jaunty) dan langsung jatuh hati.
Ubuntu adalah nama salah satu distro Linux yang dikelola oleh
Canonical yang berbasis di Eropa. Sejak itu saya tetap setia memakai
Linux sampai sekarang meski sering gonta-ganti distro juga.
Percaya
atau tidak, ternyata memakai Linux itu secara tidak langsung akan
meningkatkan kosakata Bahasa Inggris. Di samping terbiasa mengetik
perintah di terminal (kalu di Windows namanya Command Prompt) yang
semuanya memakai Bahasa Inggris (head, tail, who, echo, date, cp, mv,
rm, halt, dan lain-lain), saya juga rajin ikut tanya-jawab di forum
global di Internet jika mengalami masalah atau ada kesulitan saat
menginstall driver. Selain itu, saya menjumpai istilah-istilah khusus
yang tidak pernah dijumpai di Windows OS. Berikut ini ada beberapa
kata yang saya pikir terdengar unik dan tentu saja anda perlu tahu
artinya.
Fedora
Fedora
adalah nama salah satu distro (distributor) Linux asal Amerika
Serikat yang didukung oleh Redhat. Secara literal, fedora berarti
topi yang biasa dipakai para detektif atau mafia Italia di film-film.
Bentuknya seperti topi yang dipakai detektif di logo Redhat.
Daemon
Daemon
adalah sebutan untuk program autorun yang bekerja terus-menerus di
background untuk mengatur permintaan layanan tertentu di Internet.
Secara literal daemon (demon) berarti iblis.
Kernel
Kernel
adalah inti (core) dari suatu sistem operasi. Linux sendiri
sebenarnya adalah nama kernel. Secara literal, kernel berarti biji
(biji kacang, sawo, dll).
Trash
Trash
adalah sebutan untuk Recycle Bin di desktop Linux. Secara literal
artinya sampah.
Halt
Halt
adalah perintah untuk mematikan sistem (shutdown). Secara literal,
halt berarti berhenti atau menghentikan.
Swap
Swap
adalah nama salah satu partisi yang ada di Linux. Fungsinya hampir
sama dengan virtual memory di Windows. Secara literal, swap berarti
bertukar atau tukar-menukar.
Dependency
Dependency
adalah nama paket software yang harus diinstall terlebih dahulu
sebelum menginstall suatu software. Secara literal, dependency
artinya ketergantungan, atau sebutan untuk suatu negara yang diatur
oleh negara lain.
Audacity
Audacity
adalah nama aplikasi di desktop Linux yang bisa dipakai untuk
mengedit dan memanipulasi file audio seperti halnya CoolEdit Pro di
Windows. Secara literal, audacity berarti keberanian.
Gnome
Gnome
adalah nama salah satu desktop environment yang bisa digunakan di
Linux. Selain Gnome, ada banyak desktop environment alternatif
seperti KDE, Xfce, Lxde, Openbox, dan Enlightenment. Secara literal,
Gnome berarti orang kerdil atau kurcaci seperti yang ada di cerita
Putri Salju.
Baby Animals (Arane Anak Kewan ning Boso Inggris)
Koyo
dene ning Boso Jowo, wong Inggris ugo nduwe jeneng khusus kanggo
ngarani anak-anak kewan. Nek ning Boso Jowo ono istilah 'pedhèt',
wong Inggris nduwe istilah 'calf' kanggo ngarani anak sapi utowo sapi
sing isih cilik. Wong Jowo ngarani anak gajah kui 'bledug', nek
istilahe wong Inggris yo tetep 'calf', mergo 'calf' iku iso dinggo
ngarani anak sapi, gajah, lan ugo anak iwak paus.
Arane
anak kewan liyane ning Boso Inggris iso diwoco ning tabel ngisor iki.
Nek sampean ngerti luwih akeh, nyuwun tulung ditulis ning komentar.
Matur nuwun.
Like
in Javanese, English has its special way to refer to baby animals. As
Javanese has a term “pedhet” to call a baby cow or a little cow,
English has “calf” which is equivalent in meaning. While Javanese
call a baby elephant “bledhug”, English call it the same way as
they call a baby cow, since the term “calf” can be applied to a
baby cow, baby elephant, and a baby whale as well.
In
the table below you can find other terms used in English to refer to
baby animals. If you know more, please write it down in the comment.
Thanks.
JENISE KEWAN
|
ARANE
ANAK
|
||
Boso Jowo
|
English
|
Boso Jowo
|
English
|
pitik
|
hen
|
kuthuk
|
chick
|
Babi
|
pig
|
gambluk |
piglet
|
Bebek
|
duck
|
meri
|
duckling
|
Kucing
|
cat
|
cemeng
|
kitten
|
Asu
|
dog
|
kirik
|
puppy
|
Jaran
|
horse
|
belo
|
pony
|
wedhus
|
Sheep; goat
|
cempé
|
lamb
|
Friday, May 17, 2013
“You Stop to Smoke” opo “You Stop Smoking”?
Ngrokok kui wis dadi kebutuhan pokok mayoritas wong Indonesia. Jarene koncoku, nek sakwise mangan ora ngudud (ngrokok) cangkeme rasane pahit. Ning Indonesia pancen durung ono undang-undang sing ngatur masalah ngrokok. Dadi cah sekolah yo entuk ngrokok, sing penting ora ngrokok ning sekolahan lan panggonan umum sing ono tulisane “Dilarang Merokok!” koyoto stasiun, rumah sakit, lan pom bensin. Nadian Majelis Ulama Indonesia nate ngetokke fatwa nek ngrokok kui haram alias doso nek tetep dilakoni, tapi tetep wae akeh poro ulama sing tetep ngrokok. Aku nate krungu salah sijining ulama kotbah lewat radio koyo mengkene, “Ngrokok kuwi apik, tapi luwih apik nek ora ngrokok.” Aku terus mesam-mesem dhewe. Berarti aku luwih apik tinimbang kiyaine.
Menurut pengamatanku, nek ono wong
lanang ning Indonesia sing ora doyan rokok kui mergo patang perkoro.
- Wong kuwi durung nate ngrokok lan durung ngerti enake ngrokok.
- Wong kuwi lagi poso.
- Wong kuwi nduwe penyakit parah sing jarene doktere bakal enggal mati nek tetep ngrokok.
- Wong kuwi ora nduwe rokok gek ora nduwe dhuwit kanggo tuku.
Biasane wong sing iso ngilari rokok kui
mergo kepekso, mergo urusane karo bondho lan nyowo. Nek awak sehat
lan isih iso golek utangan, ora malah mandheg olehe ngudud (stop
smoking), tapi mandheg ning warung kanggo ngebon udud sak korèké
(stop to smoke).
Smoking has become a basic need for
the majority of Indonesian. My friend said if he didn't smoke right
after he finished his meal, he would feel bitter in the mouth.
Indeed, there isn't any regulation which may restrict the consumption
of cigarette. Hence, even students are allowed to smoke as long as
they don't do it at school or public places in which “No Smoking!”
sign is found, like in railway stations, hospitals, and gas stations.
Despite the MUI's fatwa (a religious order or consensus issued by
Muslim leaders) which states that smoking is forbidden or, in other
words, it is a sin, many ulama still commit this sinful act. I once
heard an ulama preached on the radio, “Smoking is good, but it's
better if you don't smoke.” Then I grinned, realizing that I'm
actually better than the preacher.
Based on my observation, there are
four reasons why an Indonesian man refuses to smoke:
- He has never smoked a cigarette before and has no idea what it tastes like.
- He is fasting.
- He suffers from a severe disease and the doctor said he would die quicker if he didn't give up smoking.
- He ran out of cigarette and couldn't afford to buy a new pack.
Usually, people give up smoking not
because deliberately they want to do so. It's because they can't
afford it or when it becomes a matter of life and death. As long as
they are healthy enough and able to find someone to borrow money
from, instead of trying to stop smoking, they would rather stop to
smoke in a stall and pay the bill later.
Monday, May 13, 2013
Artine Modal Auxiliary (can, could, may, might, will, would, shall, should, must, ought to lan had better)
Miturut bukune Betty Schrampfer Azar,
Understanding and Using English Grammar, sing kalebu modal
auxiliary ning Boso Inggris kui ono sewelas : can, could, may,
might, will, would, shall, should, must, ought to lan
had better.
Artine modal auxiliary (biasa disebut
'modal' thok) kuwi iso bedo-bedo tergantung kalimate. Ojo kuatir.
Mengko bakal tak jelaske artine sitok-sitok. Ning kene aku ora bakal menehi definisi
opo sakjane modal auxiliary kui mergo ora gampang dijelaske nganggo Boso Jowo. Tapi sing perlu dieling-eling, kabeh modal
kui mesthi bakal dieloni infinitive verb. Opo kuwi infinitive verb?
Terus terang aku ora iso menehi definisi sing pas. Sing jelas
infinitive kui verb alias kata kerja, dudu kata benda, kata sifat,
opo maneh keterangan. Bentuke infinitive verb podho karo verb simple
present tense sing jejere (subjeke) They, We, I, You.
I love you. → berarti
bentuk infinitive soko love kui 'love', (loves, loved, loving, lovely
dudu infinitive). Tapi ono siji sing nyleneh.
I
am javanese. We are Indonesians→ 'am' lan 'are' ning
kene dudu infinitive. Linking verb am & are kui
pengecualian, mergo infinitive kanggo is, am, are, was, were, lan
been kui 'be'.
Artine CAN
I can play guitar.
Aku iso main gitar.
I can take the consequences.
Aku sanggup nanggung akibate.
You can leave now.
Kowe entuk (oleh) mulih
saiki.
Artine COULD
If I had Rp 20.000.000, I could
buy two cows.
Nek aku nduwe duwit Rp 20.000.000, aku
iso tuku sapi telu.
Could you close the window?
Nyuwun tulung, jendhelane
dipun tutup mawon! (Ngongkon kanti luwih sopan)
Artine MAY
I may not go to your wedding
party.
Aku paling (kemungkinan)
ora teko ning acara mantenanmu.
May your dream come true.
Mugo-mugo cita-citamu
kaleksanan.
May I borrow your cellphone?
Aku oleh nyilih HPmu?
Artine MIGHT
I might not go to your wedding
party.
Aku paling (kemungkinan) ora
teko ning acara mantenanmu.
Artine WILL
I will go to your wedding party.
Aku bakal teko ning acara
mantenanmu.
Will you come to my
wedding party?
Kowe tak kongkon teko
ning acara mantenanku!
Artine WOULD
I would go to your wedding party
if it wasn't raining yesterday.
Aku bakal teko ning acara
mantenanmu nek wingi ora udan.
Would you come to my
wedding party?
Njenengan kulo aturi rawuh
dhateng acara resepsi pernikahan kulo. (Ngongkon kanti luwih sopan)
When I was a kid, I would take a
bath in that river every morning.
Jaman aku isih cilik, aku biasane
adus ning kali iku saben isuk.
Artine SHALL
I shall move to Surakarta.
Aku arep (bakalan) pindah ning
Solo.
Shall we dance?
Kowe gelem njoget karo aku?
Shall I call your parents?
Aku perlu nelpon wong tuamu opo
ora?
Artine SHOULD
You should move to Surakarta.
Kowe mendhingan (luwih becik)
pindhah ning Solo wae.
Artine OUGHT TO podho karo
SHOULD
You ought to move to Surakarta.
Kowe mendhingan (luwih becik)
pindhah ning Solo wae.
Artine MUST
You must move to Surakarta.
Kowe kudu pindhah ning Solo.
You must not move to
Surakarta.
Kowe ora oleh pindhah ning Solo.
You have three fancy cars. You must
be rich.
Sampeyan nduwe mobil mewah telu.
Sampeyan mesthi sugih.
Artine HAD BETTER
You had better take my advice,
or you will not survive.
Kowe luwih becik (mendhing) nuruti
omonganku, nek ora manut, kowe ora bakal slamet.
PHRASAL MODAL
Sak
liyane modal auxiliary sing wis tak jelentrehne ning ndhuwur mau,
isih ono maneh sing diarani phrasal
modal, koyoto: have
to, have got to, used to, be able to, be going to, lan
be supposed to.
I have to
tell you. (Artine podho karo: I must tell you.)
Aku kudu
ngomongi kowe.
I have got to
fetch my mom yesterday. (Artine podho karo: I had to fetch my
mom yesterday.)
Wingi aku kudu
mapak (methuk) mbokku.
When
I was a kid, I used to
go to school on foot. (Artine podho karo: When I was a kid, I would
go to school on foot.
Jaman
aku cilik, aku biasa
budhal sekolah mlaku
I'm
able to do it. (Artine podho
karo: I can do it.)
Aku
iso nglakoni.
I'm
going to make it. (Artine meh
podho karo: I will
make it.)
Aku
bakal berhasil.
I'm
supposed to go back. (Artine
meh podho karo: I should
go back.)
Aku
kudune mbalik.
Ojo
lali. Kabeh kata kerja sak mburine modal
lan phrasal modal
mau mesthi bentuke infinitive. Dadi yen sesuk sampeyan isih ngomong
'I will sleeping'
utowo 'I can playing
badminton' berarti
sampeyan durung dhong karo wulanganku iki.
Cukup
sak mene dhisik. Mugo-mugo tulisanku iki iso mbantu sampeyan leh
blajar Boso Inggris. Kritik, koreksi , lan saran iso dikirim lewat
emailku chezyobi@gmail.com
Nek
sampeyan isih kurang paham utowo malah tambah bingung, sampeyan iso
moco bukune Betty Schrampfer Azar, Understanding
and Using English Grammar, terbitan
Pearson Education, New York.
(Sing nulis: Yobi Sardiyanto, Mei 2013)
Gundhul-Gundhul Pacul in English
Salah satu cara yang biasa saya lakukan untuk mengasah kemampuan berbahasa adalah dengan menerjemahkan suatu teks dalam suatu bahasa ke bahasa yang lain. Menerjemahkan adalah kegiatan mentransfer makna antar bahasa. Dalam prosesnya, si penerjemah akan menghadapi tantangan-tantangan yang secara tidak sadar akan meningkatkan language skill mereka.
Tantangan pertama yang harus
dihadapi si penerjemah adalah menangkap makna yang disampaikan si
penulis teks yang direpresentasikan oleh kode-kode berupa susunan
huruf. Si penerjemah harus bisa menentukan apakah kata-kata yang ada
harus dimaknai secara leksikal (lugas) atau kiasan
Tantangan kedua adalah
ketika si penerjemah harus mengungkapkan makna yang tertangkap ke
dalam kode-kode bahasa lain yang tentu saja memiliki sistem dan
aturan yang berbeda. Substansi makna yang terkandung dalam teks harus
dijaga agar tidak terdistorsi atau malah sama sekali hilang setelah
kata dan frasa sebagai elemen pembentuknya dibongkar dan disusun
ulang dalam bahasa lain. Mengingat setiap bahasa lahir dari budaya
yang berbeda, menerjemahkan berarti mengkonversi simbol-simbol dari
suatu budaya ke dalam simbol-simbol yang dipakai dan dimengerti
budaya lain tanpa mengubah isi pesannya. Analoginya seperti seorang
anggota Pramuka yang baru saja menerima pesan SOS yang dikirim
temannya dengan kedipan lampu senter dan dia harus meneruskan pesan
itu ke kelompok lain dengan meniup peluit atau membuat asap. Agar
pesan yang disampaikan tidak disalahtafsirkan, penerjemah dituntut
untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman budaya yang mumpuni, baik
dari bahasa asal maupun bahasa sasaran.
Tantangan lainnya adalah
ketika menerjemahkan suatu karya sastra. Di samping harus bergelut
dengan gaya bahasa yang sarat metafora dan kiasan, si penerjemah
harus bisa mempertahankan estetika yang telah diciptakan si penulis,
termasuk mempertahankan ketepatan diksi dan rima
Berikut ini saya mencoba
menerjemahkan lirik lagu tradisional berbahasa Jawa 'Gundhul-Gundhul
Pacul' ke dalam Bahasa Inggris. Silakan dikoreksi apabila ada
ketidaksesuaian makna.
Gundhul-Gundhul Pacul
Gundhul-gundhul
pacul-cul
gembelengan
Nyunggi-nyunggi
wakul-kul
petentengan
Wakul ngglempang segane dadi sak
latar
Wakul ngglempang segane dadi sak
latar
The Baldy
There he goes the baldy
walking tall, swaggering
Carrying basket on his head
with both hands on the hips
The basket toppled, the rice was
scattered all over the yard
The basket toppled, the rice was
scattered all over the yard
Sempat terbayang di pikiran saya ketika
ada orang Inggris yang membaca terjemahan saya tadi. Mereka akan
mengernyitkan dahi. Sulit membayangkan ada anak bawa-bawa bakul nasi
di halaman. Karena selain cara membawa sesuatu dengan cara ditaruh di
atas kepala itu tidak lazim, mungkin mereka juga belum tahu kalau
orang Jawa setiap hari lebih memilih makan nasi, bukan sandwich ataupun burger.
(Ditulis oleh : Yobi Sardiyanto, Mei 2013)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Virtual Keyboard Aksara Jawa dengan PyGObject (Python3 + GTK3)
Aksara Jawa merupakan aksara Nusantara yang umum dipakai di pulau Jawa pada abad 15 hingga awal abad 20. Aksara Jawa sebenarnya dit...
-
Akhir-akhir ini saya mengalami masalah yang cukup membuat frustasi ketika harus mencetak dokumen dari Ubuntu 18.04 ke shared printer di Wi...
-
Idiom (ungkapan) adalah konstruksi berupa klausa ataupun kalimat yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna kata pembentuknya. Berikut ...
-
/dev/sda 4 : recovering journal /dev/sda 4 : clean, 193225/9527296 files, 1610280/38077184 blocks Welcome to emergency mode! After logging...