Wednesday, September 24, 2014

Bug di Anaconda: Kesulitan Pakai Custom Partition



Kali ini saya mau berbagi pengalaman menginstal IGN 9. IGN (IGOS Nusantara) adalah sebuah sistem operasi komputer berbasis GNU/Linux yang dikembangkan oleh LIPI, yang merupakan modifikasi dari distribusi Fedora Linux. IGN 9 dirilis bulan Agustus 2013 dan berbasis Fedora 19. Kebetulan saya mendapatkan kiriman DVD dari KPLI Jogja. Isinya 3 file iso yang terdiri dari IGN 9 32bit dengan MATE desktop, IGN 9 MATE desktop 64bit, dan IGN 9 32bit dengan 9 desktop sekalius (MATE, Cinnamon, Gnome, KDE, EDE, Enlightenment, XFCE, LXDE, dan Openbox).

Karena saya termasuk orang yang mudah bosan dengan tampilan di layar, maka saya putuskan untuk menginstal yang edisi 9 desktop. Jika nanti bosan dengan tampilan suatu desktop, maka tinggal logout dan ganti dengan desktop yang lain. Sekedar tambahan informasi, IGN ini saya instal di laptop spesifikasi rendah, cuma dibekali prosesor Intel Celeron 1,6 Ghz dan RAM 2 Gb. Hasilnya cukup bikin kaget. Saat IGN dijalankan dengan desktop KDE, ternyata performanya tidak se-lemot yang saya kira mengingat KDE adalah lingkungan desktop yang dikenal paling berat dan rakus resource. Jujur saja, kinerjanya jauh lebih enteng dibandingkan PCLinuxOS 2013 KDE yang terinstal di laptop yang lain yang sudah dibekali prosesor Intel Core i3 dan RAM 4 Gb.

Sama dengan Fedora 19, IGN 9 memakai aplikasi Anaconda untuk membantu pengguna menginstalnya ke hardisk. Meskipun tampilannya cukup intuitif untuk saya pribadi, tapi ternyata saya sempat mengalami kendala saat harus mengatur partisi sistem yang akan dipakai. Masalah terjadi saat saya harus menentukan partisi tempat penginstalan dengan memilih opsi custom partition. Sebelumya saya sudah menyediakan 3 partisi untuk root (/) sebesar 20 Gb, untuk /swap 4 Gb, dan /home 225 Gb.

Ketika saya mengalokasikan partisi yang sudah siap pakai tersebut sepertinya Anaconda hanya bisa mengalokasikan 2 partisi saja. Partisi untuk root dan swap berhasil dialokasikan. Tapi ketika saya coba menambahkan partisi ketiga untuk /home, ada notifikasi yang menyatakan 'space tidak cukup'. Akhirnya dengan terpaksa, sistem saya instal tanpa partisi /home. Itu artinya direktori /home akan ditempatkan di partisi yang sama dengan partisi root. Rincian partisi yang akhirnya saya gunakan adalah 225 Gb untuk root dan 4 Gb untuk swap. Partisi yang 20 Gb saya biarkan tidak terpakai. 

Sebelumnya saya pernah menginstal IGN versi yang sama tapi dengan memilih opsi alokasi otomatis. Sebelum instalasi, di hardisk sudah ada partisi swap sebesar 4 Giga yang digunakan oleh OS Linux sebelumnya, tapi dalam proses instalasi ternyata sitem membuatkan partisi swap yang baru dengan ukuran 2 Giga. Waktu sistem berjalan, kedua partisi swap tersebut dipakai semua, sehingga total swap-nya ada 6 Giga. Kesimpulannya, sistem bisa mengenali partisi swap yang dibuat sebelumnya.

Jadi, saran saya, jika ingin instal IGN 9 dengan menempatkan direktori /home di partisi yang terpisah, buat dulu partisi swap-nya dengan aplikasi gparted. Setelah itu baru instal IGN. Setelah masuk ke aplikasi Anaconda, pilih custom partition, lalu alokasikan partisi untuk root (/) dan /home saja. Tak perlu mengalokasikan partisi swap, karena secara otomatis sistem akan memakai partisi swap yang sudah dibuat sebelumnya. Semoga galat (bug) di Anaconda yang merepotkan ini bisa diperbaiki di IGN versi selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Virtual Keyboard Aksara Jawa dengan PyGObject (Python3 + GTK3)

Aksara Jawa merupakan aksara Nusantara yang umum dipakai di pulau Jawa pada abad 15 hingga awal abad 20. Aksara Jawa sebenarnya dit...